Senin, 18 April 2016

Inilah Bukti Daya Beli Konsumen Masih Rendah

Permintaan produk consumer goods per Februari 2016 anjlok 9,6% dibanding periode yang sama tahun lalu, mengindikasikan konsumen masih tetap menahan pembelian. Menurut analisis lembaga riset Kantar Wordpanel Indonesia, volume penjualan consumer goods turun 9,6%, sementara secara nilai anjlok 6,3%, meski harga per unit naik 4%.

Pasar produk consumer goods pada 12 minggu hingga akhir Februari 2016 belum mampu bangkit, seiring perlambatan ekonomi nasional yang memukul daya beli konsumen. Pelemahan demand produk consumer goods secara volume menjadi yang terburuk dalam delapan kuartal terakhir, menandakan tekanan berat bagi produsen.

Penjualan produk makanan anjlok 15,2% secara volume dan turun 7,9% secara nilai per akhir Februari 2016. Demikian juga produk dairy yang melemah 4,2% secara volume dan turun 4,5% secara nilai. Penjualan produk minuman juga turun 6,3% secara volume, dan anjlok 8% secara nilai. Penjualan produk home care turun 7,1% secara nilai dan anjlok 4,4% secara nilai. Penjualan produk personal care turun 7,5% secara volume dan anjlok 4,3% secara nilai.

Seluruh kategori produk consumer goods menderita pertumbuhan negatif per Februari 2016 mengindikasikan tekanan berat dialami daya beli konsumen. Tren negatif ini mesti diwaspadai oleh seluruh produsen consumer goods agar tidak terjebak pada kemerosotan penjualan yang berimplikasi negatif terhadap cash flow perusahaan.

Dilihat dari tren makro ekonomi, inflasi pada Februari 2016 naik menjadi 4,42% dari inflasi Januari sebesar 4,14%. Perekonomian Indonesia tumbuh 5,04% pada kuartal IV 2015, sedikit di atas ekspektasi 4,91%. Sementara nilai mata uang rupiah menguat sekitar 3% pada Februari 2016 di level Rp 13.583/US$ dibanding bulan sebelumnya.

Fast moving consumer goods mencakup barang-barang konsumsi yang dibutuhkan sehari-hari atau dibutuhkan secara berkala dalam periode waktu tertentu yang singkat. Barang konsumsi jenis itu mencakup produk-produk makanan (food), peralatan rumah tangga (household), dan perawatan tubuh (personal care). Berbeda dengan barang tahan lama (durable goods), barang-barang fast moving consumer goods memiliki umur simpan yang singkat, baik sebagai akibat dari permintaan konsumen tinggi maupun karena produk yang cepat rusak.

Pasar FMCG di Indonesia tumbuh rata-rata per tahun (compounded annual growth rate/CAGR) sebesar 16,6% periode 2004-2010, di tengah fluktuasi inflasi yang dapat menahan maupun menggerus daya beli masyarakat. Sementara periode 2011 hingga saat ini, pertumbuhan pasar diperkirakan sekitar 13%. Namun, tekanan berat yang dihadapi konsumen mengubah tren pasar pada 2015-2016.(*)

Sumber: di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar