Senin, 22 Juni 2020

Pandemi Covid-19 Mengusik Konsumen Kelas Menengah, Bagaimana Menyikapinya?

Pandemi Covid-19 dan dampak turunannya terbukti mengusik konsumen kelas menengah di Indonesia, yang memiliki kontribusi terbesar terhadap perekonomian negeri ini. Di kuartal I 2020, konsumsi rumah tangga yang didominasi konsumen kelas menengah melambat cukup dalam sehingga memicu pelemahan perekonomian nasional hingga ke level 2,84%, jauh di bawah periode yang sama tahun lalu, yakni 5,02%, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).

Salah satu indikator guncangan di konsumen kelas menengah di negeri ini dapat terlihat dari pelemahan pasar properti residensial di kuartal I 2020. Hasil survei Bank Indonesia (BI) mengindikasikan bahwa penjualan properti residensial mengalami kontraksi yang cukup dalam sebesar 43,19% secara tahunan (year on year), jauh lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang masih mampu tumbuh terbatas 1,19% secara tahunan. Penurunan penjualan properti residensial tersebut terjadi pada seluruh tipe rumah.

Menyadari kondisi ini, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan akan memberikan tambahan insentif dan stimulus untuk menjaga tingkat konsumsi dari konsumen kelas menengah di Indonesia. Salah satunya memberi kupon makanan yang akan dibagikan ke masyarakat kelas menengah secara online. Selain itu, disiapkan juga stimulus untuk sektor pariwisata, restoran, dan transportasi.
Insentif untuk sektor pariwisata akan digunakan untuk diskon tiket pesawat serta insentif pajak hotel/restoran. Sedangkan untuk sektor perumahan akan digelontorkan untuk subsidi bunga dan bantuan uang muka pembelian rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk keperluan cicilan rumah. Dana tersebut digelontorkan untuk merangsang daya beli dan konsumsi masyarakat.

"Harapannya mudah-mudahan (konsumsi) terlihat di kuartal III dan lebih banyak lagi di kuartal IV. Ini bisa dorong konsumsi, sebab kuartal I sudah tertekan," kata Menkeu Sri Mulyani di Jakarta, Rabu (13/5).

Merujuk data BPS, kontribusi konsumsi rumah tangga masih mendominasi perekonomian nasional, yakni sebesar 58,14%. "Porsi dari konsumsi rumah tangga terhadap perekonomian sangat besar, tentu akan sangat mengerek ke bawah (pertumbuhan ekonomi)," tutur Kepala BPS Suhariyanto.

Survei Bank Indonesia melansir penjualan properti residensial pada kuartal I 2020 anjlok signifikan. Hasil survei Bank Indonesia (BI) mengindikasikan bahwa penjualan properti residensial mengalami kontraksi yang cukup dalam sebesar 43,19% secara tahunan (year on year), jauh lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang masih mampu tumbuh terbatas 1,19% secara tahunan. Penurunan penjualan properti residensial tersebut terjadi pada seluruh tipe rumah.

Bukan hanya periode tahunan, penjualan properti residensial primer pada kuartal I 2020 juga mengalami penurunan secara kuartalan. Penjualan rumah pada periode tersebut tercatat kontraksi -30,52% (quarter to quarter), lebih dalam dari kontraksi -16,33% (qtq) pada kuartal sebelumnya maupun 23,77% (qtq) pada kuartal I 2019. Penurunan terjadi pada seluruh tipe rumah, baik rumah tipe besar (-41,01% qtq), rumah tipe menengah (-34,39% qtq), dan rumah tipe kecil (-26,09% qtq). Secara tahunan, penjualan properti residensial kuartal I 2020 juga menunjukkan kontraksi pertumbuhan yang cukup dalam sebesar -43,19% (yoy), dari 1,19% (yoy) pada kuartal sebelumnya.

Responden survei menjelaskan bahwa suku bunga KPR yang dirasa masih cukup tinggi menjadi faktor utama pemicu terhambatnya pertumbuhan penjualan properti residensial (17,9% dari jawaban responden). Meski demikian, rata-rata suku bunga KPR pada kuartal I 2020 menurut data laporan bulanan bank umum per Maret 2020 sudah turun menjadi 8,92%, dibanding 9,12% pada kuartal IV 2019 (per Desember 2019). Faktor lain yang menjadi penghambat antara lain kondisi darurat bencana akibat Covid-19 (15,8%), perizinan dan birokrasi (15,5%), kenaikan harga bahan bangunan (15,3%), dan proporsi uang muka yang tinggi dalam pengajuan KPR di perbankan (13,8%).

Survei harga properti residensial (SHPR) merupakan survei kuartalan yang dilakukan terhadap sampel pengembang proyek perumahan (developer) di 16 kota yaitu Jabodebek dan Banten, Bandung, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Manado, Makassar, Denpasar, Pontianak, Banjarmasin, Bandar Lampung, Palembang, Padang, Medan, Batam, dan Balikpapan. Mulai kuartal I 2018, terdapat tambahan 2 kota yakni Pekanbaru dan Samarinda sehingga total cakupan kota pelaksana survei menjadi 18 kota. Pengumpulan data dilakukan secara langsung (face to face) mencakup data harga jual rumah, jumlah unit rumah yang dibangun dan dijual pada kuartal bersangkutan serta perkiraan harga jual rumah pada kuartal berikutnya.(*/)

Sumber: klik di sini

Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 185 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:
  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 185 database, klik di sini
  • Butuh 24 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini
  • Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
  • Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customized direktori database perusahaan, klik di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar