Pandemi Covid-19 dan dampak turunannya terbukti mengusik konsumen kelas menengah di
Indonesia, yang memiliki kontribusi terbesar terhadap perekonomian
negeri ini. Di kuartal I 2020, konsumsi rumah tangga yang didominasi
konsumen kelas menengah melambat cukup dalam sehingga memicu pelemahan
perekonomian nasional hingga ke level 2,84%, jauh di bawah periode yang
sama tahun lalu, yakni 5,02%, berdasarkan data Badan Pusat Statistik
(BPS).
Salah
satu indikator guncangan di konsumen kelas menengah di negeri ini dapat
terlihat dari pelemahan pasar properti residensial di kuartal I 2020.
Hasil survei Bank Indonesia (BI) mengindikasikan bahwa penjualan properti residensial mengalami
kontraksi yang cukup dalam sebesar 43,19% secara tahunan (year on
year), jauh lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang masih mampu tumbuh
terbatas 1,19% secara tahunan. Penurunan penjualan properti residensial
tersebut terjadi pada seluruh tipe rumah.
Menyadari
kondisi ini, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan akan memberikan
tambahan insentif dan stimulus untuk menjaga tingkat konsumsi dari
konsumen kelas menengah di Indonesia. Salah satunya memberi kupon
makanan yang akan dibagikan ke masyarakat kelas menengah secara online.
Selain itu, disiapkan juga stimulus untuk sektor pariwisata, restoran,
dan transportasi.
Insentif
untuk sektor pariwisata akan digunakan untuk diskon tiket pesawat serta
insentif pajak hotel/restoran. Sedangkan untuk sektor perumahan akan
digelontorkan untuk subsidi bunga dan bantuan uang muka pembelian rumah
bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk keperluan cicilan
rumah. Dana tersebut digelontorkan untuk merangsang daya beli dan
konsumsi masyarakat.
"Harapannya
mudah-mudahan (konsumsi) terlihat di kuartal III dan lebih banyak lagi
di kuartal IV. Ini bisa dorong konsumsi, sebab kuartal I sudah
tertekan," kata Menkeu Sri Mulyani di Jakarta, Rabu (13/5).
Merujuk
data BPS, kontribusi konsumsi rumah tangga masih mendominasi
perekonomian nasional, yakni sebesar 58,14%. "Porsi dari konsumsi rumah
tangga terhadap perekonomian sangat besar, tentu akan sangat mengerek ke
bawah (pertumbuhan ekonomi)," tutur Kepala BPS Suhariyanto.
Survei
Bank Indonesia melansir penjualan properti residensial pada kuartal I
2020 anjlok signifikan. Hasil survei Bank Indonesia (BI) mengindikasikan
bahwa penjualan properti residensial mengalami kontraksi yang cukup
dalam sebesar 43,19% secara tahunan (year on year), jauh lebih rendah
dari kuartal sebelumnya yang masih mampu tumbuh terbatas 1,19% secara
tahunan. Penurunan penjualan properti residensial tersebut terjadi pada
seluruh tipe rumah.
Bukan
hanya periode tahunan, penjualan properti residensial primer pada
kuartal I 2020 juga mengalami penurunan secara kuartalan. Penjualan
rumah pada periode tersebut tercatat kontraksi -30,52% (quarter to
quarter), lebih dalam dari kontraksi -16,33% (qtq) pada kuartal
sebelumnya maupun 23,77% (qtq) pada kuartal I 2019. Penurunan terjadi
pada seluruh tipe rumah, baik rumah tipe besar (-41,01% qtq), rumah tipe
menengah (-34,39% qtq), dan rumah tipe kecil (-26,09% qtq). Secara
tahunan, penjualan properti residensial kuartal I 2020 juga menunjukkan
kontraksi pertumbuhan yang cukup dalam sebesar -43,19% (yoy), dari 1,19%
(yoy) pada kuartal sebelumnya.
Responden
survei menjelaskan bahwa suku bunga KPR yang dirasa masih cukup tinggi
menjadi faktor utama pemicu terhambatnya pertumbuhan penjualan properti
residensial (17,9% dari jawaban responden). Meski demikian, rata-rata
suku bunga KPR pada kuartal I 2020 menurut data laporan bulanan bank
umum per Maret 2020 sudah turun menjadi 8,92%, dibanding 9,12% pada
kuartal IV 2019 (per Desember 2019). Faktor lain yang menjadi penghambat
antara lain kondisi darurat bencana akibat Covid-19 (15,8%), perizinan
dan birokrasi (15,5%), kenaikan harga bahan bangunan (15,3%), dan
proporsi uang muka yang tinggi dalam pengajuan KPR di perbankan (13,8%).
Survei
harga properti residensial (SHPR) merupakan survei kuartalan yang
dilakukan terhadap sampel pengembang proyek perumahan (developer) di 16
kota yaitu Jabodebek dan Banten, Bandung, Surabaya, Semarang,
Yogyakarta, Manado, Makassar, Denpasar, Pontianak, Banjarmasin, Bandar
Lampung, Palembang, Padang, Medan, Batam, dan Balikpapan. Mulai kuartal I
2018, terdapat tambahan 2 kota yakni Pekanbaru dan Samarinda sehingga
total cakupan kota pelaksana survei menjadi 18 kota. Pengumpulan data
dilakukan secara langsung (face to face) mencakup data harga jual rumah,
jumlah unit rumah yang dibangun dan dijual pada kuartal bersangkutan
serta perkiraan harga jual rumah pada kuartal berikutnya.(*/)
Sumber: klik di sini
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 185 database, klik di sini** Butuh competitor intelligence, klik di sini*** Butuh copywriter specialist, klik di sini**** Butuh content provider (branding online), klik di sini***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini
Database Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 185 database, klik di sini
- Butuh 24 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customized direktori database perusahaan, klik di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar